Photo by Jorge Ramirez on Unsplash

 

Di era kecerdasan buatan yang terus berkembang, muncul tren yang menarik: menyatukan AI dengan embedded system. Istilah seperti Edge AI, TinyML, atau AIoT makin sering terdengar. Tapi, pertanyaannya: apakah gabungan ini benar-benar solusi masa depan yang realistis, atau sekedar tren sementara yang terdengar keren?

Mari kita bahas tanpa bias hype.

 

Apa Itu AI di Embedded System?

Biasanya, AI kita temui di server besar atau cloud. Tapi dengan perkembangan teknologi seperti TensorFlow Lite, Edge Impulse, dan nPU (Neural Processing Unit) di board seperti ESP32-S3 atau Raspberry Pi, kini AI bisa dijalankan langsung di perangkat kecil tanpa koneksi ke internet.

Contohnya:

  • Deteksi wajah langsung di kamera CCTV pintar.
  • Klasifikasi suara untuk perintah “ON/OFF” tanpa Alexa.
  • Sensor getaran mesin yang bisa memprediksi kerusakan.

 

Kapan Kombinasi Ini Masuk Akal?

Ketika Latensi dan Privasi Penting

AI di perangkat lokal (edge) tidak perlu kirim data ke cloud. Cocok untuk sistem real-time, rumah pintar, dan aplikasi yang sensitif terhadap privasi seperti deteksi wajah anak.

 

Ketika Tidak Ada Koneksi Internet

Sensor pintar di ladang, tambang, atau lokasi terpencil dapat tetap bisa bekerja tanpa cloud, karena sudah “belajar” sebelumnya.

 

Ketika Hemat Daya Jadi Prioritas

Dengan model AI yang di-compress, perangkat tetap bisa mengenali pola tanpa perlu hidup terus-menerus atau mengirim data besar.

 

Tapi… Apa Sisi Gimmick-nya?

Terlalu Dipaksakan

Tidak semua aplikasi butuh AI. Menambahkan AI hanya agar terdengan canggih bisa membuat sistem lebih mahal, lebih lambat, dan sulit dirawat.

 

Terlalu Kompleks untuk Proyek Kecil

Untuk mahasiswa, membuat proyek AI + embedded tanpa pemahaman dasar bisa berakhir sebagai proyek copy-paste. Tidak efisien dan tidak dipahami.

 

Model AI Tidak Selalu Akurat

Model yang ditanam bisa salah deteksi jika pelatihan datanya kurang bagus. Tanpa validasi yang kuat, sistem bisa berperilaku aneh di dunia nyata.

 

Masa Depan atau Gimmick?

Kombinasi AI dan embedded adalah masa depan, asalkan digunakan pada tempat dan cara yang tepat. Dunia industri sedang bergerak ke arah sistem pintar mandiri, dari mesin produksi, pertanian, kesehatan, hingga kendaraan.

Namun di sisi lain, penting untuk mengingat:

“AI bukan solusi untuk semua masalah, kadang logika if-else masih yang paling cocok.”

 

Kesimpulan 

AI dan embedded system adalah pasangan kuat, bukan karena terlihat keren, tapi karena mampu mengubah cara sistem fisik bekerja secara cerdas dan mandiri. Tapi seperti semua alat, AI harus digunakan dengan pertimbangan, bukan hanya karena sedang tren.

Jika kamu mahasiswa, gunakan ini sebagai peluang eksplorasi, tapi jangan lupa fondasi dasar sistemmu. Kalau kamu praktisi, pastikan solusi yang dibangun benar-benar memberikan nilai tambah, bukan sekedar buzzword

 

 

Referensi:

  • Edge Impulse. Getting Started with TinyML
  • Google Developers. TensorFlow Lite for Microcontrollers
  • IEEE Spectrum. “Why Edge AI Matters in the Future of Smart Devices”